Sbobet.site – Gabriel Palmero, salah satu dari tujuh pemain naturalisasi timnas Malaysia Sbobet yang tersangkut skandal, menyatakan tekad untuk terus berjuang meski tengah menjalani hukuman dari FIFA.
Pemain berusia 23 tahun yang kini membela klub Unionistas de Salamanca di divisi tiga Spanyol itu harus menerima sanksi larangan beraktivitas di dunia sepak bola profesional setelah keputusan resmi dikeluarkan FIFA. Akibatnya, kontraknya bersama klub pun ditangguhkan hingga kasus ini menemukan kejelasan.
Walau masa depannya masih tidak pasti, Palmero tetap menunjukkan semangatnya. Melalui akun pribadinya, ia menuliskan pesan singkat dalam bahasa Spanyol: “Lucharla hasta el final” — yang berarti “Berjuang sampai akhir”. Ungkapan tersebut dianggap sebagai bentuk keteguhan hati sang bek kiri muda, yang sebelumnya digadang-gadang sebagai salah satu prospek paling menjanjikan di sepak bola Malaysia.
Pada dini hari 7 Oktober, FIFA merilis hasil penyelidikan yang menyebut bahwa Persatuan Sepak Bola Malaysia (FAM) telah menyerahkan dokumen palsu dalam proses pendaftaran pemain untuk kualifikasi Piala Asia 2027 melawan Vietnam pada 10 Juni lalu. Selain Palmero, enam pemain lain yang ikut terseret adalah Facundo Garcés, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca, João Figueiredo, Jon Irazabal, dan Héctor Hevel.
FIFA menjatuhkan hukuman berat berupa larangan bermain selama 12 bulan serta denda lebih dari $2.500 bagi masing-masing pemain. Skandal ini memunculkan kehebohan besar di dunia sepak bola Asia dan Amerika Selatan, terutama karena menyangkut pemalsuan dokumen untuk kepentingan tim nasional.
FIFA Ungkap Pemalsuan Dokumen oleh 7 Pemain Naturalisasi Malaysia
FIFA secara resmi menjatuhkan sanksi kepada FAM dan tujuh pemain naturalisasi Malaysia setelah terbukti melakukan pemalsuan dokumen asal-usul. Badan sepak bola dunia itu menyebut tindakan tersebut sebagai pelanggaran serius terhadap integritas sepak bola internasional.
Dalam laporan investigasi yang diumumkan pada 7 Oktober dini hari, FIFA menyimpulkan bahwa FAM melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA 2025 tentang “Pemalsuan dan pemalsuan dokumen”. FAM diketahui menyerahkan akta kelahiran palsu yang mengklaim bahwa kakek-nenek dari ketujuh pemain memiliki asal-usul Malaysia, padahal kenyataannya tidak demikian.
Baca Juga : Sbobet Allegri Soroti Penyelesaian Akhir Milan Usai Tertahan Juventus
Nama-nama yang terlibat mencakup Gabriel Felipe Arrocha (Spanyol), Facundo Tomás Garcés, Rodrigo Julián Holgado, Imanol Javier Machuca (Argentina), João Vítor Brandão Figueiredo (Brasil), Jon Irazabal Iraurgui (Spanyol), dan Héctor Alejandro Hevel Serrano (Belanda).
FIFA menemukan bahwa dokumen-dokumen tersebut dipalsukan dengan cara yang sangat rapi dan detail, bahkan disebut sebagai pemalsuan yang dilakukan secara “profesional”. Contohnya, dalam berkas milik Gabriel Arrocha, FAM mengklaim bahwa neneknya, María Belen Concepción Martin, lahir di Malaka, Malaysia — padahal dokumen asli menunjukkan tempat lahirnya di Santa Cruz de la Palma, Spanyol. Kasus serupa juga terjadi pada pemain lain, di mana tempat lahir kakek-nenek mereka diubah dari Argentina, Brasil, Spanyol, atau Belanda menjadi kota-kota di Malaysia seperti George Town atau Kuching.
Berdasarkan temuan tersebut, FIFA menjatuhkan hukuman sebagai berikut:
- Denda untuk FAM sebesar 350.000 CHF (sekitar Rp5,8 miliar), atau 50.000 CHF untuk setiap pemain.
- Setiap pemain dikenai denda 2.000 CHF serta larangan mengikuti semua kegiatan sepak bola selama 12 bulan sejak tanggal pengumuman.
- Semua denda wajib diselesaikan dalam waktu 30 hari.
FAM masih memiliki kesempatan untuk mengajukan banding ke Komite Banding FIFA, dengan syarat menyatakan niat dalam tiga hari dan mengirimkan dokumen resmi dalam waktu lima hari berikutnya, disertai biaya administrasi 1.000 CHF.
Situs taruhan sportsbooks online
Agen bola terpercaya indonesia
FIFA menegaskan bahwa pelanggaran ini bukan sekadar kesalahan administratif, melainkan tindakan curang yang mencederai keadilan kompetisi global. Komite Disiplin menyatakan akan terus memperketat pengawasan terhadap federasi yang mencoba memanfaatkan celah hukum demi memperkuat tim nasional melalui jalur naturalisasi ilegal.
Skandal ini menjadi pukulan telak bagi FAM dan sepak bola Malaysia secara keseluruhan. Reputasi olahraga negeri jiran itu kini tengah dipertaruhkan, sementara para pengamat menilai FAM harus melakukan reformasi besar-besaran dalam sistem pengelolaan data dan administrasi pemain.
“Integritas adalah fondasi sepak bola. Setiap bentuk kecurangan, sehalus apa pun, pada akhirnya akan terungkap dan dikenai sanksi,” ujar salah satu pejabat FIFA dalam pernyataannya.
Dengan sanksi berat ini, sepak bola Malaysia Sbobet kembali menghadapi masa sulit — tidak hanya di atas lapangan, tetapi juga dalam upaya membangun kembali kepercayaan publik terhadap badan pengurusnya.
